Otonomi Khusus Papua dan NKRI
Oleh : Dhimas Avian Mahaztra
NIM : 1111004007
Kongres
ke 3 rakyat papua nampak menjadi klimaks emosi rakyat papua yang tak kunjung
mendapatkan keadilan dari pemerintah pusat di Jakarta. Selain itu konflik
bersenjata di Papua terus berlanjut akibat ketidakadilan yang terjadi serta
pemogokan karyawan PT Freeport Indonesia yang mengelola pertambangan emas dan
tembaga di tembagapura, Timika. Konflik papua merupakan konfik yang telah lama
terjadi dan menjadi duri dalam daging. Latar belakang dari konflik dimulai ketika
Papua diserahkan kepada Indonesia pada bulan Mei 1963 dan disusul Papera yaitu
Penentuan Pendapat Rakyat Papua pada tahun 1969 menjadi salah satu propinsi
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun setelah bergabung ke NKRI rakyat
Papua merasa di marginalkan sebagai bangsa indonesia. Bukanya mereka merasa
lebih bebas namun sebaliknya merasa lebih terkekang seperti masa
penjajahan.Bahkan ada tokoh Papua yang mengatakan “ Bergabungnya Papua Ke
Indonesia itu hanya perpindahan kekuasaan dari kulit putih (belanda) ke kulit
coklat (indonesia)”. Pernyatan tersebut dapat dibenarkan karena selama
bergabung di Indonesia rakyat Papua belum menikmati kesejahteraan bahkan
kemiskinan dipapua sebesar 30 % dan 50 % penduduknya buta huruf. Sungguh ironis
memang di tanah yang samgat kaya tapi penduduknya miskin dan masih
keterbelakangan. Selama 32 tahun pemerintahan Orde Baru menjadikan tanah airnya
bagaikan neraka bagi masyarakat Papua. Pemerintah melakukan genosida atas dalih
pemberontak OPM, mengeksploitasi SDA Papua tapi hanya dinikmati oleh elite di
jakarta dan pembalakan liar di hutan papua yang merupakan pemilik kayu merbau
terbesar. Lebih parahnya eksplorasi besar besaran terhadap Sumber Daya Alam
papua tidak dirasakan rakyat papua justru malah mereka menjadi korban bencana
alam akibat eksploitasi berlebihan.
Setelah Berakhirnya pemerintahan Orde Baru
menjadi angin segar bagi rakyat papua untuk manata masa depannya. Adanya
Otonomi khusus bagi papua dari pemerintah pusat. Otonomi
khusus merupakan kewenangan khusus yang diakui dan diberikan kepada propinsi
papua. Dalam rangka penyelenggaraan otonomi khusus papua maka dibentuk Majelis
Rakyat Papua yang bertugas memberikan pertimbangan khusus terhadap bakal calon
gubernur dan wakilnya yang diusulkan oleh DPRP, memberikan pertimbangan dan
rancangan perdasusyang diajukan oleh DPR Papua besama – sama gubernur. (sumber
wikipedia). Memiliki otonomi khusus bukan berarti jaminan kesejahteraan
bagi rakyat Papua. Muncul masalah baru yanitu besar dana yang digulirkan
pemerintah pusat dirasakan masyarakat
papua diantanya adanya istilah baru yaitu “PANIPU” atau Papua Nipu Papua
artinya sekarang elite dipapua justru menggunakan kesempatan otonomi khusus
untuk kepentingan pribadi.
Saatnya Pemerintah Pusat dan Daerah
bersinergi untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua. Sesungguhnya
rakyat papua merindukan keadilan, kesejahteraan dan perdamaian. Agar rakyat
papua bangga menjadi bangsa indonesia yang menjunjung ttinggi persatuan didalam
perbedaan. Yaitu :
1. Hentikan
Pelanggaran HAM di Papua
Pengamat politik Yudi Latif pernah
mengatakan” bahwa untuk menyelesaikan masalah Papua dibutuhkan pendekatan soft
power karena rakyat papua mengatakan bahwa mereka tidak butuh emas, da kekayaan
lainnya mereka hanya butuh kedamaian” padahal yang terjadi TNI terus menerus
memburu OPM yang masuk ke lingkungan penduduk sehingga konflik menjadi
berkepanjangan antara OPM dan TNI menjadikan kedamaian menjadi sesuatu yang
langka bagi rakyat papua.
2. Pelaksanaan
Otsus yang berkeadilan
Artinya pemberian dana otonomi
khusus dipapua harus merata keseluruh rakyat papua agar tidak menimbulkan
kecemburuan sosial. Dana yang besar dari pusat harus diawasi pengguanaannya
agar benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Fokus dana pembangunan harus
difokuskan untuk membangun infrastruktur fisik dan rohani agar papua bisa
segera mengejar ketertinggalannya dengan daerah lain.
3. Renegosiasi
Kontrak Pertambangan Di Papua
Negosiasi ulang Penting dilakukan karena
dari pertamangan tembaga dan emas terbesar di dunia,Tembaga Pura,Timika telah
berlangsung selam 40 tahun dan diperpanjang lagi selama 40 tahun bisa
dibayangkan berapa miliyar dolar yang dihasilkan dari perut papua. Indonesia hanya
mendapat 1-3% tembaga dan 1% emas betapa rendah keuntungan rakyat papua.
Ironisnya rakyat papua hanya menjadi penonton di tanah airnya sendiri. Sudah
saatnya dilakukan kontrak karya ulang agar rakyat papua bisa merasakan manisnya
glasberg yang merupakan gold minning terbesar di dunia.
4. Melakukan
Penyediaan Sarana Pendidikan
Sekitar 50 % penduduk papua
merupakan buta huruf. Sungguh ironis memang karena Papua sudah 40 tahun
bergabung di lndonesia lebih lagi selama itu kekayaan papua dieksploitasi
besar-besaran. Namun kebodohanyang merajalela masih dibiarkan di Papua. Bahkan
ada pengamat yang mengatakan “memang kebodohan dibiarkan di Papua agar mereka
tidak mengetaui kekayaan alamnya yang sangat besar”. Sudah saat pemerintah
membangun sekolah yang terintegrasi dari sekolah dasar hingga universitas yang
berjumlah ribuan agar bisa dinikmati rakyat papua. Semoga pendidikan bisa
membawa papua keluar dari kebodohan
5. Pembangunan
Infrastruktur di Papua
Menurut penelitian “ karena papua
memiliki geografi yang berbukit-bukit menyebabkan banyaknya suku dan bahasa di
Papua” . setelah bergabung dengan Indonesia
Wilayah Papua baru terhubung 50%. Ironis memang, daerah yang memiliki
sumber daya alam berlimpah tetapi kondisi infrastruktur di papua sangat buruk.
Ada beberapa hal yang menyebabkan lambanya pembangunan infrastruktur yaitu
1. Mahalnya
bahan bangunan
2. Masih
tradisionalnya masyarakat papua
3. Kondisi
geografis papua yang berbukit-bukit membuat pembuatan jalan dan jembatan
menjadi sangat mahal.
Maka
sudah seharusnya pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur untuk membuka
papua dari keterasingan yaitu dengan membangun jalan trans papua yang
menghubungkan tiga kota besar yaity manokwari/sorong – Timika – Jayapura,
Pembangunan Insustri strategis di papua sepeti pabrik petrokimia semen dan
pabrik baja untuk memudahkan investor berinvestasi di Papua, Melakukan Upgrade
Pelabuhan Di Papua agar berkelas internasional untuk memudahkan masuknya barang
dan jasa di papua, karena letak geografis papua yang berbukit-bukit maka
dibutukan pembangunan banyak bandara untuk memudahkan kegiatan Penduduk maka
dibutuhkan bandara di tiap Kota/ Kabupaten.
6. Pembangunan
Sarana Kesehatan di Papua
Papua merupakan daerah dengan
kesadaran kesehatan paling rendah karena selain rakyatnya masih tradisional dan
Papua merupakan pulau dengan penderita HIV/AIDS tertinggi dan pemilik kematian
ibu tertinggi akibat melahirkan serta penderita malaria tertinggi di indonesia.
Maka dibutuhkan Sarana kesehatan yang terintegerasi dari mulai distrik
-kabupaten/kota – Ibukota Propinsi harus terhubung untuk memberikan pelayanan
dan penyuluhan kesehatan secara gratis.
7. Pembangunan
Lumbung Pangan Di Papua
Peristiwa kelaparan di Yahukimo
Papua harus menjadi suatu perhatian pemerintah akan kelaparan mengancam papua.
Karena mayoritas rakyat papua sebagian besar memakan sagu maka dibutuhkan
Industri agrobisnis sagu di papua serta pemberian modal bagi petani sagu serta
peternakan dipapua agar berkembang. Memberikam keteahanan pangan bukan hanya
papua tapi secara nasional
Diatas telah dipaparkan apa yang
dibutukan rakayat papua. Maka dibutuhkan kemampuan untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kedamaian bagi Papua. Agar Papua tidak berfikir untuk
menentukan nasibnya sendiri dalam kemerdekaan karena pada dasarnya Papua dan
NKRI merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar