Tantangan Geopolitik Indonesia
Oleh: Dhimas Avian Mahaztra
Mendekati
Pemilu 2014 merupakan tahun-tahun krusial bagi Indonesia. Mengapa krusial ?
karena banyak tantangan yang harus dilewati. Tantangan yang datang bukan hanya
dari luar melainkan dari dalam dan banyak hal yang harus segera dijawab oleh
pemerintah. Ancaman Disintegrasi, Konflik SARA, Tingginya ekspektasi masyarakat
terhadap pemerintah SBY-Boediono dan Permasalahan ekonomi sosial yang belum dituntaskan pemerintah menjelang
berakhirnya pemerintahan SBY-Boediono di tahun 2014. Ancaman bukan hanya datang
dari dalam namun dari luar, Permasalahan Perbatasan, Memanasnya Laut China
Selatan, dan Penempatan 2000 Marinir AS di Darwin yang hanya 2 jam perjalanan
dari Papua.
Memanasnya Bumi Cendrawasih akhir-akhir ini
membuktikan pemerintah kurang memperhatikan permasalahan di Papua. Kekecewaan
demi kekecewaan dirasakan masyarakat Papua seperti ketidakadilan, pelanggaran
HAM, lambatnya Pembangunan, kemiskinan dan kebodohan di Papua. Menjelang pemilu
2014 hal dimanfaatkan para tokoh separatis di Papua untuk menuntut kemrdekaaan.
Mereka terinspirasi Timor Leste yang diberikan kemerdekaan disaat kekacauan politik
sedang terjadi di Indonesia. Selain Papua,
Aceh pun kembali memanas menjelang Pilkada Aceh setelah rakyat aceh
merasakan 6 tahun kedamaian. Suara tembakan dan Granat kembali terdengar di
telingan rakyat Aceh. Kejadian yang terjadi sebelum Pilkada Aceh memang
diindikasi kembali dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk
merusak perdamaian di Bumi Serambi Mekah itu. Masih ada dalam ingatan kita
ketika Presiden SBY membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Belanda akibat
keputusan pengadilan setempat yang akan menangkap Presiden SBY, yang
mengakibatkan presiden dicekal di Belanda ialah Laporan RMS ( Republik Maluku
Selatan) yang terun mencari dukungan terhadap kemerdekaan Maluku Selatan. Hal
diatas menunjukkan ancaman disintegrasi
itu ada dan nyata, hal tersebut dapat merongrong NKRI.
Konflik SARA masih saja terjadi di
Indonesia yang belum dapat dicarikan solusi penyelesaiannya oleh pemerintah.
Penyerangan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Padeglang, Banten oleh warga. Membuat
kita bertanya-tanya, Apakah kita sudah merdeka? Apakah pemerintah hadir untuk
mencarikan solusi permaslahan? Mengapa setelah 66 tahun merdeka tapi masih
berkelakuan seperti bar-bar? Inilah yang yang harus segera dijawab pemerintah.
Jika diliat lebih jauh penyerang secara brutal warga ahmadiyah mebuktikan tidak
beradapnya kita sebagai bangsa. Padahal perbedaan pandangan dan pendapat dalam
berkeyakinan dilindungi oleh konstitusi kita.
Terpilih 2 periode sebagai preiden RI dengan suara mayoritas kepada Susilo Bambang Yudhoyono, hal ini
membuktikan tingginya ekspektasi atau harapan masyarakat kepada sosok presiden
SBY. Masyarakat berharap kepada presiden SBY untuk dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi diantaranya tingginya korupsi, perbaikan ekonomi
pasca krisis 1998 dan permaslahan sosial. Namun setelah periode kedua
pemerintahannya kekecewaan masyarakan mulai timbul
dan masyarakat menjadi putus asa. Seharusnya momentum kedua periode pemerintahan SBY
dimanfaatkan untuk menjawab harapan masyarakat bukannya hanya sibuk bagi-bagi
kekuasaan. Pembentukan Sekertariat Gabungan memperlihatkan pemerintah hanya
memperhatikan aspirasi partai koalisi bukannya aspirasi rakyat. Tahun-tahun
terakhi ini harusnya digunakan untuk berbuat banyak misalnya melakukan
pemberantasan korupsi, kemiskinan, dan melakukan perbaikan ekonomi. Karena jika
presiden mampu memberikan solusi permasalahan yang terjadi dapat menjadi
warisan pemerintahan presiden SBY dan dapat dikenang oleh masyarakat. Lirik
lagu Iwan Fals Manusia Setengah Dewa " Wahai presiden kami yang baru kau
harus dengar suara ini. Suara yang keluar dari dalam goa goa yang penuh lumut
kebosanan”. Petikan lirik tersebut mengambarkan tentang tingginya ekspektasi
masyarakat merindukan pemimpin yang merubah nasib rakyat yang digambarkan
sebagai manusia setengah dewa.
Kemiskinan
masih menjadi pemandangan umum di Indonesia. Masih ingat kita, ketika ada
seorang ibu yang membakar di diri dengan anaknya, akibat ia tidak tahan dengan
kemiskinan. Bahkan ada anak yang gantung diri akibat tidak bias membayar SPP.
Rakyat memang sudah frustasi dengan keadaan saat ini, pemerintah seakan buta,
tuli dan hanya sibuk pencitraan. Kenaikan BBM, Sembako, biaya pendidikan dan
kesehatan Pemerintah malah lepas tanggung jawab
dengan menyalahkan kondisi lingkungan. Ada humor politik yang mengatakan
akhir-akhir ini semuanya naik mulai dari sembako, BBM, Pendidikan dan
kemiskinan, yang turun hanya harga diri bangsa. Memang tidak bisa disalahkan
pembuat humor politik tersebut karena kenyataannya memang demikian. Ketika
permasalahan terjadi kemiskinan, pemerintah justru sibuk pencitraan yang tidak
dibutuhkan oleh rakyat.
Kejadian
lepasnya pulau sipadan dan ligitan oleh Malaysia, Berebut klaim blok ambalat
dan kejadian terakhir bergesernya patok perbatasan di camar bulan. Kejadian
diatas harusnya menjadi pelajaran serius bagi pemerintah untuk menghadapi
tantangan ke depan. Dilihat dari faktor geografis.Bangsa ini memiliki sekitar
17.000 pulau berjajar dari sabang sampai merauke, dari miangas sampai pulau
rote. Kita merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan berbagai macam
potensi diantanya minyak bumi, hasil laut dan potensi kekayaan hayati yang
belum dimanfaatkan. Terletak di jalur perdagangan dunia. Negara kita terletak
di jalur perdagangan dunia yaitu diantara 2 samudra samudra hindia dan samudra pacifik,dua benua asia dan australia membuat
posisi kita peting dimata dunia. Bicara perbatasan sangat erat hubungannya
dengan kedaualatan yang merupakan sesuatu yang mutlak harus dipertahankan. Namun
jika ingin menegakkan kedaulatan pemerintah juga harus memperhatikan
kesejahterakan masyarakat, agar masyarakat lebih memiliki kedekatan emosional
dengan kita bukan dengan Negara tetangga.
Memanasnya
Laut China Selatan terkait sengketa kepemilikan kepulauan spratly oleh Negara- Negara
ASEAN. Kepulauan Sparty yang terletak di laut China Selatan yang diklaim oleh
Vietnam, Filipina, Malaysia, dan China. Menguatnya peran China akhir-akhir ini
dikarenakan keperkasaan ekonominya yang hampir menguasai dunia. Membuat china
meningkatkan kemampuan militernya. Sementara itu klaim yang dilakukan atas
kepulauan Spratly merupakan ajang unjuk gigi China kepada dunia. Klaim yang
dilakukan oleh China di Laut China Selatan ditanggapi keras oleh Negara yang
menggap bahwa laut China merupakan wilyah teritorialnya. Amerika Serikatpun
tidak tinggal diam memperkuat pangkalan
militernya di Negara sekutunya di wilayah Asia Pacifik. Penempatan 2000 marinir AS di Darwin, Menjadi
pertanyaan besar bagi kita? Mengapa apa latar belakang Penempatan tersebut? Dan
menjadi pertanyaan juga apakah penempatan itu berhubungan dengan Papua? Biarlah
waktu yang membuktikan kebenarannya. Namun yang pasti pemerintah harus tetap
awas dan waspada terhadap apa yang terjadi, ataupun ikut terlibat memediasi
persoalan yang terjadi di Laut Cina Selatan. Sebab Tantangan Geopolitik kita
semakin berat, ada banyak persoalan baik dari dan luar negeri yang menantang
keberanian pemimpin baru hasil pemilu 2014. Apakah pemimpin kita berani
melakukan perubahan revolusiner? Apakah pemimpin peragu tidak mampu membeikan
ketegasan ? Biar waktu yang menjawab dan kita harus senantiasa berdoa memohon
pemimpin yang mampu memimpin dengan hati namun tegas, berani dan jujur. Agar ancaman
kita menjadi Negara gagal tidak terbukti dan mampu bangkin menjadi macan Asia.